Biografi Pahlawan Nasional KH Noer Alie

Noer Alie

Kyai Noer Alie sejak kecil memiliki semangat belajar yang tinggi. Pendidikan agama yang didapatnya dan para guru dan pesantren di sekitar Bekasi dan Klender, Jakarta Timur, telah kuat tertanam. Pada tahun 1934, ia menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama di Mekah dan bermukim di sana selama 6 tahun. Selama di negeri orang, ia aktif berorganisasi. Di sini, ia kemudian bertemu seorang pelajar asing yang heran kenapa Belanda dapat menjajah Indonesia yang jauh lebih besar. Pertanyaan ini mengusik semangat nasionalisme Noer Ali yang lalu membentuk perhimpunan pelajar Betawi di Mekah.

Setibanya di Tanah Air, Noer Alie mendirikan madrasah. Saat Rapat Ikada digelar pada pada 19 September 1945, Noer Alie juga hadir di sana. Pada November 1945, Noer Alie membentuk Laskar Rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Beliau kemudian menjadi Komandan Batalyon Ill Hisbullah Bekasi. Keberanian K.H. Noer Ali yang dijuluki Si Belut Putih dan Singa Karawang-Bekasi terlihat dalam Pertempùran Sasak Kapuk. Beliau juga melancarkan perang psikologis dengan memasang ratusan bendera Merah Putih dari kertas di sepanjang Bekasi-Karawang. Belanda bertambah murka karena sebelumnya sudah sering mendapat serangan dari pasukan TNI yang dipimpin Mayor Lukas Kastaryo.

Dalam suatu upaya pengejaran pasukan TNI, Belanda menyerang Kampung Rawa Gede. Tidak menemukan yang dicari, Belanda membantai penduduk. Aksi Belanda ini mendapat kecaman internasional yang menilainya sebagai kejahatan perang. Pada. tahun 2011, para ahli Waris korban tragedi Rawagede mendapat kompensasi dan pemerintah Belanda.

K.H. Noer Alie juga seorang politisi yang hebat. Ia pernah terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah Cabang Babelan. Pada 19 April 1950, ia menjabat Ketua Masyumi Cabang Jatinegara, nama Kota Bekasi saat itu. Ia pun tercatat sebagai salah seorañg yang membidani lahirnya Kabupaten Bekasi. Dalam bidang sosial dan pendidikan, K.H. Noer Alie membentuk sebuah organisasi bernama Pembangunan Pemeliharaan dan Pertolongan Islam yang kemudian berganti nama menjadi Yayasan Attaqwa.

  • Tempat/Tgl. Lahir :  Bekasi, 15 Juli 1914
  • Tempat/Tgl. Wafat :  Bekasi, 29 Januari 1992
  • SK Presiden : Keppres No. 085/TK/2006, Tgl. 3 November 2006
  • Gelar : Pahlawan Nasional

Patriotisme dan keberanian Kyai Noer Alie dalam membela bangsa dan Negara bersama rakyat telah menginspirasi Chairil Anwar untuk menulis puisi berjudul Karawang Bekasi

Bahasa Betawi pinggiran jakarta Bekasi yang keren dan cool

Assalamualaikum wr wb

Selamat malam mimin, momod dan para kaskuser sekalian…

Para kaskuser mungkin ada yg tau dan ada yg gak tau bahasa bahasa betawi keren dan cool yang jarang di mengerti, karena kaskuser sekalian berasal dari kota yg berbeda beda…
singkatnya dari sabang sampe merauke lah…

Nih gan ane kasih tau bahasa bahasa kerennya…

1. Bagenin
apa itu bagenin??
bagenin itu berarti biarin aja…
atau antepin aja…
contoh :
anak : “mak itu ember udah mau penuh tuh..”
emak : ” ya udah Bagenin tong..emang sengaja gua lagi ngisi tuh ember”

2. Goroh

apa itu goroh??
goroh itu berarti bohong..
contoh :
ponakan : “om ada orang kesurupan Noh”
om : “ah yg bener tong, Goroh kali lu”

goroh itu berarti bohong gan..

3. Awang

Ente tau artinya awang??

Awang itu berarti males gan…
singkat kata.

contoh nih :
” Ah Awang bangat gua kesonoh,kaga ada duit nya ”

tuh,,udah ngarti kan…

4. Kaga danta

apa itu kaga danta??
kaga danta itu berarti kaga jelas gan..

contoh :

“et dah itu tivi gambarnya kaga danta bbangat ya…banyak bangat semut romanannya”

ada juga nama barang barang yg keren gan..

Tesi = sendok
Kempek = Tas
Bokor = Rantang
Batok = gayung

[update] nih gan ane tambahin gan…Ane ambil dari komeng agan agan.

5. keduman
apa itu keduman??
keduman itu artinya kebagian gan..

contoh :

– : “keduman kaga lu tong nasi besek nya?”

+ : kaga kong,ane kaga keduman, udah di banjut semua Noh..

6.ilokan ah artinya seperti nanya yg berarti “masa sih?”

7. purik artinya “ngambek”

8. bagel artinya nimpuk

9. Gasik artinya “Cepet”

10. Bodo nanan artinya “bodo amat”

11. Bader artinya bandel.

Quote:Quote:Original Posted By specsless
Ane tambahin yang ane tau

– montong = jangan/jangankan
montong-montong duit gocap, ceban juga ora punya
– poko = pohon
– bagen = biarin
– tepinin/antepin = biarin
– orag = guncang/mengguncang
– sengget = ambil ( biasanya ngambil buah yang di atas pake bambu/kayu)
– gogoh = tangkap/ nangkap (tangan kosong), udah di gogoh aja dari pada di pancing
– geprak = memukul dengan kayu atau benda lain
– sregep = cekatan
– gebah = usir, biasanya di pake buat ngusir bintang
– ngoyos = bersihin rumput liar di tanaman padi
– obong = bakar
– garang = panggang
– benjut = benjol
– bengep = lebam

masih banyak lagi, tapi ane pegel ngetiknya

Makanan Khas Bekasi

Jajanan Khas Bekasi
Wisatawan yang datang ke  Bekasi rasanya tidak puas bila tidak menikmati kuliner khas di Bekasi. Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya. Misalnya dodol, setiap keluarga akan selalu berupaya agar pada saat hari raya (lebaran) tersedia sebagian penganan untuk dikirim kepada tetangga, keluarga atau untuk disajikan bila ada tamu. Dodol ini juga bisa dibuat bila akan mengadakan kenduri. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa.
Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah, cukup banyak dan bervariasi, di antaranya adalah: Dodol, Kue Jalabia, Kue Cucur, Kue Bugis, Kue Bika Ambon, Kue Pepe, Kue Putu Mayang, Kue Talam, Kue Pisang, Kue Lopis, Kue Cincin, Kue Geplak, Kue Onde-Onde, Kue Gemplong, Kue Lopis, Kue Dadar Gulung dan kerak telor.

Selain jenis kue basah Khas Bekasi, ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering, biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu yang datang berkunjung atau pun untuk kegiatan besar seperti pernikahan, sunatan, dan bagian jenis kue cemilan yang praktis dan kuat tahan lama, diantaranya adalah : Kue Akar Kelapa, Kue Rengginang, Kue Wajik, Kue Sagon, Kue Satu dan Parocot, Kue Duit, Kue Brangas dan beberapa jenis kue lainnya.

Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah sayur asem khas Bekasi, rasanya agak sedikit asem bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Sayur ini terasa nikmat bila disajikan di siang hari. Disamping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu sayur ikan gabus atau sayur pucung. Jenis sayur ini  nampaknya hanya terdapat di Bekasi saja. Seperti diketahui Bekasi tempo dulu terdiri dari rawa-rawa yang didalamnya terdapat ikan gabus. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung/ kluewek yang berwarna hitam dan memiliki aroma serta rasa yang khas
(Dari berbagai Sumber) 
 

Kesenian Tradisional Bekasi

Tempat Wisata di Bekasi yang Wajib Dikunjungi

1 . Taman Buaya Indonesia Jaya

Taman Buaya Indonesia Jaya

Ini adalah tempat wisata di bekasi yang tak boleh dilewatkan pecinta buaya. Taman Buaya Indonesia Jaya merupakan tempat penangkaran buaya yang berada di Jalan Raya Serang Cibarusah, Desa Sukaragam. Sebelum masuk, Anda akan disambut dengan sebuah patung buaya besar di halaman depan tempat penangkaran buaya ini.

Tempat wisata yang dibangun pada tahun 1990 ini memiliki 5 kolam besar yang mampu menampung masing-masing 100 ekor buaya. Kolam-kolam ini dibatasi dengan pagar besi setinggi 1,5 meter demi keamanan pengunjung. Tak hanya kolam penampungan buaya dewasa, di tempat penangkaran ini juga terdapat ruang penetasan telur buaya dan kolam kecil untuk bayi buaya. Selain buaya, Anda juga bisa menemukan kandang monyet di sini.

Yang menarik, Anda bisa menyaksikan pertunjukan debus Banten di mana pemainnya melawan buaya dan ular buas di sini. Pertunjukan ini diadakan setiap hari Minggu dan hari libur lainnya dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 11:00 dan 14:00. Jika melewatkan pertunjukan debus, Anda masih bisa menikmati tempat wisata di Bekasi ini dengan memetik buah sawo sepuasnya langsung dari pohonnya di sini.

Di tempat wisata ini, terdapat area bermain anak-anak mulai dari jungkat-jungkit, ayunan sampai dengan papan seluncur. Selagi mengawasi anak-anak bermain, Anda bisa duduk santai di gazebo-gazebo yang telah disediakan.

Untuk masuk ke tempat wisata di Bekasi ini, Anda perlu membayar tiket masuk 20.000 Rupiah untuk satu orang dewasa dan 10.000 Rupiah untuk satu orang anak.

2. Waterboom Lippo Cikarang

Waterboom Lippo Cikarang

Jika liburan ke Bali terlalu jauh untuk Anda, kenapa tak pergi ke Waterboom Lippo Cikarang saja? Masuk ke kawasan taman bermain air ini, Anda akan merasa sedang berada di Bali. Tempat wisata di Bekasi ini memang didesain mirip sekali dengan suasana Pulau Dewata tersebut. Di sini, Anda bisa melihat saung-saung yang dihiasi kain hitam-putih khas Bali, bunga kamboja di sekitar kolam dan patung-patung yang terbuat batu. Selain itu, Anda juga bisa mendengar alunan gending Bali selama berada di sini.

Tempat wisata ini menawarkan wahana permainan air yang lengkap mulai dari kolam dewasa sedalam 1,5 meter, kolam untuk anak-anak sampai dengan kolam arus. Kolam dewasa dilengkapi dengan jaring untuk bermain voli air dan papan seluncur air yang menantang adrenalin. Untuk kolam anak-anak, ada miniatur perahu dan papan seluncur mini yang tak kalah seru.

Haus dan lapar saat berenang tapi malas beranjak dari kolam? Tenang. Ada Juice Stasion di salah satu bagian kolam sehingga Anda bisa membeli jus sambil tetap berada di dalam air. Hmm, asyik ya! Selain Juice Station ini, masih ada banyak fasilitas lain seperti foodcourt, kolam terapi ikan dan spa. Ada juga paket outbound dan eco-friendly untuk rombongan.

Harga tiket masuk tempat wisata ini adalah 55.000 Rupiah untuk hari Senin – Jumat dan 85.000 Rupiah untuk hari Sabtu – Minggu dan hari libur nasional. Waterboom Lippo Cikarang buka mulai pukul 10:00 sampai 18:00 setiap harinya.

3. Klenteng Hok Lay Kiong

Klenteng Hok Lay Kiong

Klenteng Hok Lay Kiong merupakan salah satu klenteng tertua di Bekasi. Tak ada yang tahu pasti kapan tepatnya klenteng yang berada di Jalan Kenari, Margahayu, ini dibangun, namun diperkirakan klenteng ini sudah berdiri sejak 300 – 400 tahun yang lalu. Tak berbeda dengan kebanyakan klenteng, di sini warna merah masih mendominasi bangunan dan segala ornamennya.

Meskipun telah beberapa kali direnovasi, namun beberapa bagian dari klenteng seluas 650 meter persegi ini masih asli seperti pintu, patung dewa, altar dan tiang penyanggah. Selain menjadi tempat sembahyang untuk umat Kong Hu Cu, Buddha dan Taoisme, klenteng ini juga menjadi salah satu tempat wisata di Bekasi yang banyak dikunjungi.

Di altar utama berdiri patung Dewa Hok Lay Kiong, tak jauh dari dari altar ini, masih ada beberapa patung dewa lainnya seperti patung Dewi Kwan Im. Dewi kasih sayang ini menjadi tempat berdoa bagi orang-orang yang ingin didekatkan jodohnya. Untuk kelancaran rezeki, orang-orang akan berdoa di hadapan patung Dewa Tjay Sen Loya.

Jika ingin menikmati suasana yang berbeda dengan hari lainnya, cobalah datang pada saat perayaan imlek. Saat itu, biasa dilakukan upacara penyucian patung dewa dan karnaval barongsai. Ada juga ritual Tabur Sial, di mana dilakukan pelarungan kertas berisi harapan ke Sungai Bekasi dan pelepasan kura-kura.

4. Gedung Juang 45

Gedung Juang 45

Gedung Juang 45 atau yang disebut juga dengan Gedung Tinggi ini bisa menjadi pilihan bagi Anda yang menyukai wisata sejarah. Tempat wisata di Bekasi ini menjadi saksi perjuangan rakyat Bekasi melawan penjajah. Di tempat ini pula banyak terjadi perundingan atas tukar tawanan antara pejuang dan penjajah.

Gedung ini dibangun dalam dua tahap yaitu pada tahun 1906 dan 1925. Arsitektur khas Eropa terlihat di gedung ini sama seperti peninggalan Belanda lainnya, yang paling terlihat adalah banyaknya tiang penyanggah berukuran besar dan bermotif bunga. Gedung Juang 45 sebenarnya merupakan salah satu dari lima unit bangunan di kompleks ini. Gedung utama ini terdiri dari dua lantai dengan empat kamar di lantai 1. Untuk menuju lantai 2, terdapat dua tangga.

Gedung Juang 45 tak sepenuhnya menjadi tempat wisata karena saat ini digunakan sebagai gedung perkantoran pemerintah kabupaten Bekasi. Meskipun demikian, Anda masih bisa berkunjung untuk melihat arsitektur Eropa kuno sekaligus mengenang masa perjuangan rakyat Bekasi. Sebelumnya, gedung ini juga telah berkali-kali beralih fungsi mulai dari gedung perkuliahan, markas TNI sampai dengan kantor legium veteran.

Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi dan berada sekitar 100 meter dari Stasiun Tambun, atau tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin 5, Tambun, Bekasi.

5. Saung Ranggon

Saung Ranggon

Saung Ranggon merupakan sebuah rumah panggung kuno yang berada di Desa Cikedokan, Cikarang Barat. Saung ini berukuran 7,6 x 7,2 meter dengan tinggi lantai 2,5 lantai dari atas tanah. Terdapat tujuh buah anak tangga untuk naik ke lantai utama. Bagian dalam saung merupakan ruangan luas tanpa sekat ataupun jendela.

Tempat wisata di Bekasi ini dibangun pada abad ke-16 oleh Pangeran Rangga yang merupakan anak dari Pangeran Jayakarta. Pangeran Rangga membangun saung ini sebagai tempat persembunyian saat lari dari kejaran Belanda. Saung Ranggon baru ditemukan pada tahun 1821 oleh Raden Abbas. Meskipun telah mengalami renovasi beberapa kali, namun bangunan dan ornamennya sebagian besar masih asli.

Selain menjadi tempat wisata, Saung Ranggon juga digunakan sebagai tempat ‘mencari berkah’ oleh banyak orang dengan membawa sesajen.

6. Danau Cibeureum

Danau Cibeureum

Tempat wisata di Bekasi ini menjadi lokasi favorit bagi komunitas pesepeda sekitar. Pada akhir pekan, kawasan Danau Cibeureum akan ramai didatangi oleh pesepeda dari segala penjuru Bekasi. Mereka biasa bergerombol di warung makan yang ada di sekitar danau.

Danau seluas 2 hektar ini memiliki sebuah pulau kecil di tengahnya yang ditumbuhi sebuah pohon besar. Pulau di tengah danau ini menjadi objek foto favorit para pengunjung. Selain hunting foto, Anda juga bisa memasang tenda atau menggelar tikar untuk piknik bersama keluarga. Fasilitas di danau sudah lumayan lengkap mulai dari toilet, warung makan, toko suvenir sampai bangku-bangku yang menghadap ke danau.

Secara administratif, danau ini berada di dua desa yaitu Desa Lambang Sari dan Desa Lambang Jaya, Kecamatan Tambun, Bekasi.

7. Pantai Muara Beting

Pantai Muara Beting

Pantai Muara Beting memiliki pasir putih kecoklatan yang landai. Selain pantai, di kawasan ini juga terdapat cagar alam yang terdiri dari hutan bakau dan beberapa satwa seperti lutung hitam dan buaya rawa. Saat yang tepat untuk datang ke tempat wisata di Bekasi ini adalah antara bulan September – Februari. Pada bulan-bulan tersebut, sedang terjadi migrasi burung dari kawasan Pasifik ke daratan Cina dan singgah sementara di cagar alam ini.

Pantai Muara Beting terletak di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, atau sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Bekasi

8. Wisata Rumah Pohon

Wisata Rumah Pohon

Wisata Rumah Pohon cocok sekali jika Anda kunjungi bersama anak-anak. tempat wisata ini menawarkan rekreasi alam untuk anak-anak dewasa. Berbagai permainan outbound bisa Anda dan keluarga lakukan di sini, mulai dari flying fox, wall climbing, paintball sampai kolam tangkap ikan dan arena balita.

Tempat wisata di Bekasi ini sangat asri dengan adanya banyak pepohonan rindang di lokasi. Sebagai tempat wisata alam, di sini Anda harus menjaga kesegaran udara sehingga bagi pengunjung yang ingin merokok telah disediakan ruang khusus agar tidak mengganggu pengunjung yang lain.

Wisata Rumah Pohon terletak di Jalan Raya Parpostel, Jatiasih, Bekasi. Untuk fasilitas pendukung, di tempat wisata ini sudah tersedia mushola, toilet dan foodcourt.

9. Hutan Kota

Hutan Kota

Bekasi yang dikenal dengan kawasan pemukiman dan industrinya ini ternyata memiliki sebuah hutan kota yang nyaman untuk dikunjungi saat akhir pekan. Tempat wisata ini berlokasi di Desa Margahayu, Bekasi Selatan.

Tempat wisata di Bekasi ini dibuka pada tahun 2012 dan memiliki luas sekitar 2 hektar. Di sini, terdapat banyak pepohonan dan udaranya relatif sejuk. Kegiatan yang bisa Anda lakukan antara lain piknik, bersepeda dan melihat penangkaran burung merpati dan kutilang.

10. Danau Marakas

Danau Marakas

Danau Marakas terletak di Pondok Ungu, Bekasi Utara. Tempat wisata ini menjadi salah satu tujuan banyak keluarga untuk menghabiskan akhir pekannya. Selain menikmati pemandangan danau, Anda bisa memancing, mencicipi kuliner di deretan warung sekitar atau berburu suvenir. Untuk masuk ke tempat wisata di Bekasi ini, Anda tidak dipungut biaya.

SEJARAH BEKASI

061r272c

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :

Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto “SWATANTRA WIBAWA MUKTI”.

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 – 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang “Kota”) melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 – 2008)

SEJARAH BEKASI

gb

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :

Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto “SWATANTRA WIBAWA MUKTI”.

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 – 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang “Kota”) melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 – 2008).

Tempat Wisata di Bekasi yang Wajib Dikunjungi

1 . Taman Buaya Indonesia Jaya

Taman Buaya Indonesia Jaya

Ini adalah tempat wisata di bekasi yang tak boleh dilewatkan pecinta buaya. Taman Buaya Indonesia Jaya merupakan tempat penangkaran buaya yang berada di Jalan Raya Serang Cibarusah, Desa Sukaragam. Sebelum masuk, Anda akan disambut dengan sebuah patung buaya besar di halaman depan tempat penangkaran buaya ini.

Tempat wisata yang dibangun pada tahun 1990 ini memiliki 5 kolam besar yang mampu menampung masing-masing 100 ekor buaya. Kolam-kolam ini dibatasi dengan pagar besi setinggi 1,5 meter demi keamanan pengunjung. Tak hanya kolam penampungan buaya dewasa, di tempat penangkaran ini juga terdapat ruang penetasan telur buaya dan kolam kecil untuk bayi buaya. Selain buaya, Anda juga bisa menemukan kandang monyet di sini.

Yang menarik, Anda bisa menyaksikan pertunjukan debus Banten di mana pemainnya melawan buaya dan ular buas di sini. Pertunjukan ini diadakan setiap hari Minggu dan hari libur lainnya dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 11:00 dan 14:00. Jika melewatkan pertunjukan debus, Anda masih bisa menikmati tempat wisata di Bekasi ini dengan memetik buah sawo sepuasnya langsung dari pohonnya di sini.

Di tempat wisata ini, terdapat area bermain anak-anak mulai dari jungkat-jungkit, ayunan sampai dengan papan seluncur. Selagi mengawasi anak-anak bermain, Anda bisa duduk santai di gazebo-gazebo yang telah disediakan.

Untuk masuk ke tempat wisata di Bekasi ini, Anda perlu membayar tiket masuk 20.000 Rupiah untuk satu orang dewasa dan 10.000 Rupiah untuk satu orang anak.

2. Waterboom Lippo Cikarang

Waterboom Lippo Cikarang

Jika liburan ke Bali terlalu jauh untuk Anda, kenapa tak pergi ke Waterboom Lippo Cikarang saja? Masuk ke kawasan taman bermain air ini, Anda akan merasa sedang berada di Bali. Tempat wisata di Bekasi ini memang didesain mirip sekali dengan suasana Pulau Dewata tersebut. Di sini, Anda bisa melihat saung-saung yang dihiasi kain hitam-putih khas Bali, bunga kamboja di sekitar kolam dan patung-patung yang terbuat batu. Selain itu, Anda juga bisa mendengar alunan gending Bali selama berada di sini.

Tempat wisata ini menawarkan wahana permainan air yang lengkap mulai dari kolam dewasa sedalam 1,5 meter, kolam untuk anak-anak sampai dengan kolam arus. Kolam dewasa dilengkapi dengan jaring untuk bermain voli air dan papan seluncur air yang menantang adrenalin. Untuk kolam anak-anak, ada miniatur perahu dan papan seluncur mini yang tak kalah seru.

Haus dan lapar saat berenang tapi malas beranjak dari kolam? Tenang. Ada Juice Stasion di salah satu bagian kolam sehingga Anda bisa membeli jus sambil tetap berada di dalam air. Hmm, asyik ya! Selain Juice Station ini, masih ada banyak fasilitas lain seperti foodcourt, kolam terapi ikan dan spa. Ada juga paket outbound dan eco-friendly untuk rombongan.

Harga tiket masuk tempat wisata ini adalah 55.000 Rupiah untuk hari Senin – Jumat dan 85.000 Rupiah untuk hari Sabtu – Minggu dan hari libur nasional. Waterboom Lippo Cikarang buka mulai pukul 10:00 sampai 18:00 setiap harinya.

3. Klenteng Hok Lay Kiong

Klenteng Hok Lay Kiong

Klenteng Hok Lay Kiong merupakan salah satu klenteng tertua di Bekasi. Tak ada yang tahu pasti kapan tepatnya klenteng yang berada di Jalan Kenari, Margahayu, ini dibangun, namun diperkirakan klenteng ini sudah berdiri sejak 300 – 400 tahun yang lalu. Tak berbeda dengan kebanyakan klenteng, di sini warna merah masih mendominasi bangunan dan segala ornamennya.

Meskipun telah beberapa kali direnovasi, namun beberapa bagian dari klenteng seluas 650 meter persegi ini masih asli seperti pintu, patung dewa, altar dan tiang penyanggah. Selain menjadi tempat sembahyang untuk umat Kong Hu Cu, Buddha dan Taoisme, klenteng ini juga menjadi salah satu tempat wisata di Bekasi yang banyak dikunjungi.

Di altar utama berdiri patung Dewa Hok Lay Kiong, tak jauh dari dari altar ini, masih ada beberapa patung dewa lainnya seperti patung Dewi Kwan Im. Dewi kasih sayang ini menjadi tempat berdoa bagi orang-orang yang ingin didekatkan jodohnya. Untuk kelancaran rezeki, orang-orang akan berdoa di hadapan patung Dewa Tjay Sen Loya.

Jika ingin menikmati suasana yang berbeda dengan hari lainnya, cobalah datang pada saat perayaan imlek. Saat itu, biasa dilakukan upacara penyucian patung dewa dan karnaval barongsai. Ada juga ritual Tabur Sial, di mana dilakukan pelarungan kertas berisi harapan ke Sungai Bekasi dan pelepasan kura-kura.

4. Gedung Juang 45

Gedung Juang 45

Gedung Juang 45 atau yang disebut juga dengan Gedung Tinggi ini bisa menjadi pilihan bagi Anda yang menyukai wisata sejarah. Tempat wisata di Bekasi ini menjadi saksi perjuangan rakyat Bekasi melawan penjajah. Di tempat ini pula banyak terjadi perundingan atas tukar tawanan antara pejuang dan penjajah.

Gedung ini dibangun dalam dua tahap yaitu pada tahun 1906 dan 1925. Arsitektur khas Eropa terlihat di gedung ini sama seperti peninggalan Belanda lainnya, yang paling terlihat adalah banyaknya tiang penyanggah berukuran besar dan bermotif bunga. Gedung Juang 45 sebenarnya merupakan salah satu dari lima unit bangunan di kompleks ini. Gedung utama ini terdiri dari dua lantai dengan empat kamar di lantai 1. Untuk menuju lantai 2, terdapat dua tangga.

Gedung Juang 45 tak sepenuhnya menjadi tempat wisata karena saat ini digunakan sebagai gedung perkantoran pemerintah kabupaten Bekasi. Meskipun demikian, Anda masih bisa berkunjung untuk melihat arsitektur Eropa kuno sekaligus mengenang masa perjuangan rakyat Bekasi. Sebelumnya, gedung ini juga telah berkali-kali beralih fungsi mulai dari gedung perkuliahan, markas TNI sampai dengan kantor legium veteran.

Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 1.000 meter persegi dan berada sekitar 100 meter dari Stasiun Tambun, atau tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin 5, Tambun, Bekasi.

5. Saung Ranggon

Saung Ranggon

Saung Ranggon merupakan sebuah rumah panggung kuno yang berada di Desa Cikedokan, Cikarang Barat. Saung ini berukuran 7,6 x 7,2 meter dengan tinggi lantai 2,5 lantai dari atas tanah. Terdapat tujuh buah anak tangga untuk naik ke lantai utama. Bagian dalam saung merupakan ruangan luas tanpa sekat ataupun jendela.

Tempat wisata di Bekasi ini dibangun pada abad ke-16 oleh Pangeran Rangga yang merupakan anak dari Pangeran Jayakarta. Pangeran Rangga membangun saung ini sebagai tempat persembunyian saat lari dari kejaran Belanda. Saung Ranggon baru ditemukan pada tahun 1821 oleh Raden Abbas. Meskipun telah mengalami renovasi beberapa kali, namun bangunan dan ornamennya sebagian besar masih asli.

Selain menjadi tempat wisata, Saung Ranggon juga digunakan sebagai tempat ‘mencari berkah’ oleh banyak orang dengan membawa sesajen.

6. Danau Cibeureum

Danau Cibeureum

Tempat wisata di Bekasi ini menjadi lokasi favorit bagi komunitas pesepeda sekitar. Pada akhir pekan, kawasan Danau Cibeureum akan ramai didatangi oleh pesepeda dari segala penjuru Bekasi. Mereka biasa bergerombol di warung makan yang ada di sekitar danau.

Danau seluas 2 hektar ini memiliki sebuah pulau kecil di tengahnya yang ditumbuhi sebuah pohon besar. Pulau di tengah danau ini menjadi objek foto favorit para pengunjung. Selain hunting foto, Anda juga bisa memasang tenda atau menggelar tikar untuk piknik bersama keluarga. Fasilitas di danau sudah lumayan lengkap mulai dari toilet, warung makan, toko suvenir sampai bangku-bangku yang menghadap ke danau.

Secara administratif, danau ini berada di dua desa yaitu Desa Lambang Sari dan Desa Lambang Jaya, Kecamatan Tambun, Bekasi.

7. Pantai Muara Beting

Pantai Muara Beting

Pantai Muara Beting memiliki pasir putih kecoklatan yang landai. Selain pantai, di kawasan ini juga terdapat cagar alam yang terdiri dari hutan bakau dan beberapa satwa seperti lutung hitam dan buaya rawa. Saat yang tepat untuk datang ke tempat wisata di Bekasi ini adalah antara bulan September – Februari. Pada bulan-bulan tersebut, sedang terjadi migrasi burung dari kawasan Pasifik ke daratan Cina dan singgah sementara di cagar alam ini.

Pantai Muara Beting terletak di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, atau sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Bekasi

8. Wisata Rumah Pohon

Wisata Rumah Pohon

Wisata Rumah Pohon cocok sekali jika Anda kunjungi bersama anak-anak. tempat wisata ini menawarkan rekreasi alam untuk anak-anak dewasa. Berbagai permainan outbound bisa Anda dan keluarga lakukan di sini, mulai dari flying fox, wall climbing, paintball sampai kolam tangkap ikan dan arena balita.

Tempat wisata di Bekasi ini sangat asri dengan adanya banyak pepohonan rindang di lokasi. Sebagai tempat wisata alam, di sini Anda harus menjaga kesegaran udara sehingga bagi pengunjung yang ingin merokok telah disediakan ruang khusus agar tidak mengganggu pengunjung yang lain.

Wisata Rumah Pohon terletak di Jalan Raya Parpostel, Jatiasih, Bekasi. Untuk fasilitas pendukung, di tempat wisata ini sudah tersedia mushola, toilet dan foodcourt.

9. Hutan Kota

Hutan Kota

Bekasi yang dikenal dengan kawasan pemukiman dan industrinya ini ternyata memiliki sebuah hutan kota yang nyaman untuk dikunjungi saat akhir pekan. Tempat wisata ini berlokasi di Desa Margahayu, Bekasi Selatan.

Tempat wisata di Bekasi ini dibuka pada tahun 2012 dan memiliki luas sekitar 2 hektar. Di sini, terdapat banyak pepohonan dan udaranya relatif sejuk. Kegiatan yang bisa Anda lakukan antara lain piknik, bersepeda dan melihat penangkaran burung merpati dan kutilang.

10. Danau Marakas

Danau Marakas

Danau Marakas terletak di Pondok Ungu, Bekasi Utara. Tempat wisata ini menjadi salah satu tujuan banyak keluarga untuk menghabiskan akhir pekannya. Selain menikmati pemandangan danau, Anda bisa memancing, mencicipi kuliner di deretan warung sekitar atau berburu suvenir. Untuk masuk ke tempat wisata di Bekasi ini, Anda tidak dipungut biaya.